Mendengar kata investasi pasti akan terpikir dengan membeli properti,
saham, atau emas lalu menyimpannya untuk dijual di masa mendatang. Apakah akan berpikir demikian jika mendengar
kata investasi pasar? umumnya para pebisnis melakukan investasi dengan membeli
mesin baru, membuka toko baru, atau membeli asset lain yang akan mendukung
kegiatan bisnisnya. Seiring berjalannya
waktu strategi bisnis semakin modern, di
tengah persaingan yang ketat perlu terobosan-terobosan kreatif dalam berbisnis.
Untuk melakukan ekpansi , pebisnis perlu
melakukannya dengan cara efisien dan efektif.
Investasi pasar merupakan salah satu cara dimana dalam kondisi tertentu
pebisnis mengeluarkan uang demi mencapai target market share nya. Pebisnis tidak peduli cara ini seperti
menggarami laut bagaimana tidak? Alih-alih mendapat keuntungan, yang ada modal terus
terkikis. Namun dalam jangka panjang cara ini dipercaya menghasilkan keuntungan
yang konsisten. Dengan meraih target market share diharapkan
posisi perusahaan akan kuat di konsumen
lalu dengan sendirinya keuntungan pun mengalir. Jadi dengan kata lain, perusahaan membelanjakan
uangnya untuk “membeli pasar”. Mungkin kita pernah melihat di televisi atau
dimanapun sebuah produk diiklankan dengan gencar. Udah begitu masih ditambah
dengan diskon dan hadiah menarik. Itu adalah salah satu strategi perusahaan
dalam meraih pangsa pasarnya. Biasanya hal ini dilakukan oleh perusahaan baru
atau perusahaan lama yang mengeluarkan produk baru. Tentunya tidak sedikit uang
yang dihabiskan.
sukses tidaknya strategi
ini bisa dilihat dalam waktu relatif singkat, jika perusahaan/produk tercapai
target pasarnya maka eksistensinya akan terus berlanjut. Sebaliknya jika gagal,
perusahaan atau produk akan mati seketika karena kehabisan modal. Tentu saja tidak semuanya bisa berhasil karena
itulah perlu perencanaan mendalam. Antara
lain bagaimana kondisi pasar saat itu, jika produk yang diluncurkan merupakan
pelopor pasar maka penetrasinya pun akan cepat. Dalam waktu singkat produk akan
meraih posisi tinggi. misalnya jasa
angkutan di suatu daerah mayoritas masih
mengandalkan becak. Konsumen datang menghampiri abang becak yang mangkal
disuatu tempat. Lalu ada pebisnis yang membuat inovasi dengan system pemesanan
becak lewat telepon. Konsumen dimanapun
bisa memesan lewat teleponnya. Supaya sistem ini berkembang si pebisnis tadi
melakukan promosi dengan gencar ke konsumen, alhasil konsumen pun beralih ke sistem tersebut. Dengan
semakin banyaknya konsumen yang
menggunakan jasa becak telepon ini, si pebisnis
mendapatkan rangking tertinggi untuk pelayanan jasa becak.
Nah supaya strategi
tersebut lebih “nendang’’ promosinya bisa dibumbui dengan diskon harga, bonus
gratis, point hadiah dll. Sebenarnya ini
bisa dikategorikan sebagai predatory pricing, yaitu menjual produk yang sama
dengan harga sangat murah bahkan dibawah harga produksi. Tujuan utamanya adalah
menyingkirkan pesaing pasar dan mencegah
masuknya pemain baru, serta menaikan posisi di pasar sebagai pemimpin. Tujuan terakhir inilah pada dasarnya impian
bagi setiap pebisnis. Dengan menjadi pemimpin pasar maka produk menjadi ampuh menguasai konsumen. Faktor
harga tidak lagi sensitif karena konsumen telah menggantungkan kebutuhannya
akan produk tersebut. kasus tadi hanya
contoh fiktif saja, dalam realita bisnis banyak kasus-kasus seperti ini yang
tidak disadari oleh konsumen. kembali
Baca juga : Memahami teori ekonomi konsumsi pada perdagangan saham
Baca juga : Memahami teori ekonomi konsumsi pada perdagangan saham
No comments:
Post a Comment