Sunday 20 December 2015

Memahami teori ekonomi konsumsi pada perdagangan saham



Perdagangan saham merupakan sebuah aktivitas yang kompleks dan dinamis setiap saat selalu berubah bergantung pada kondisi ekonomi suatu negara . dimana respon pelaku pasar terhadapnya akan bervariasi menjadikan pasar bergerak naik dan turun. Pada dasarnya respon ini dilatarbelakangi oleh harapan dan ketakutan akan sebuah kondisi.  Jika diibaratkan seperti permainan, respon pelaku pasar bergerak relatif terhadap pelaku lainnya. 


 
  • Teori konsumsi klasik

Salah satu hal yang mempengaruhi pasar adalah konsumsi.   Perusahaan mendapat keuntungan ketika produknya dibeli. Semakin banyak konsumen membeli produk semakin gendut pula laba perusahaan.  otomatis harga sahamnya akan meningkat. Namun supaya  konsumen terus membelinya tentu saja ada faktor lain. Para ekonom klasik era 1950-an seperti Milton Friedman dan Fraanco Modigliani berpendapat perilaku konsumsi tergantung pada pendapatan. Jika penghasilan seseorang berkurang, konsumen akan menempatkan dananya di tabungan. Akibatnya konsumsi bakal menurun.  Sayangnya pendapatan masyarakat  diluar kontrol perusahaan, malah lebih diatur oleh negara dengan adanya aturan upah minimum pekerja. Biasanya jika pemerintah menaikan upah minimum pekerja  hal yang pertama diuntungkan adalah saham-saham dari perusahaan konsumsi.   Karena upah minimum meningkat artinya daya beli konsumen akan produk perusahaan bakal meningkat juga.  

Kondisi itu tidak sepenuhnya baik dalam jangka panjang  karena  dengan daya beli meningkat perusahaan bisa menaikkan harga jualnya yang pada akhirnya berdampak pada inflasi.  Inflasi menyebabkan daya beli konsumen menurun, lalu mereka akan kembali menabung persis seperti yang dikatakan teori diatas.  Menabung artinya seseorang mengurangi konsumsi, dengan demikian konsumsi  barang dan jasa perusahaan pun menciut.  Pada akhirnya harga saham perusahaan berguguran.  Kondisi seperti ini akan terus berulang  sampai kapan pun.
Sebuah gagasan pemikiran baru dari pemenang hadiah nobel 2015 bidang ekonomi.  Konsumsi barang dan jasa adalah penentu dasar dalam penetapan kesejahteraan dan tingkat kemiskinan. Ini merupakan buah pemikiran Angus Deaton, seorang Profesor ekonomi dari Princeton University itu bertentangan pendapat dengan ekonom di masa sebelumnya yang cenderung menitikberatkan pertumbuhan ekonomi pada sisi produksi dan pendapatan.  Dalam pandangan Deaton, peran konsumsi sangat penting pada perekonomian negara. Untuk mengukur tingkat resesi, kemiskinan dan kemakmuran .  Menurutnya, konsumsi akan tetap
berjalan jika harga produk terjangkau. Makanya, meski pun tidak ada penambahan pendapatan, konsumsi masih bisa meningkat.  

Jadi dalam paradigm baru ini konsumsi  lebih dipengaruhi oleh harga.  Jika dikaji lebih mendalam teori klasik menitikberatkan pada faktor eksternal, sementara  paradigma baru lebih melihat faktor internal yaitu harga.  Faktor Harga lebih bisa dikendalikan oleh perusahaan dalam strategi bisnisnya.  Dalam kondisi persaingan sengit  apalagi resesi Sebisa mungkin perusahaan harus menjaga produk dan jasanya agar tetap terjangkau meskipun dengan konsekuensi keuntungan berkurang.  Di sisi lain dengan paradigm ini fungsi pemerintah akan lebih terfokus pada pengendalian inflasi daripada mengatur upah minimum yang setiap tahun selalu diikuti demo buruh.
  • Penjualan  stabil, harga saham turun saatnya berinvestasi

Dalam perdagangan saham tidak ada kondisi yang ideal,  harga saham didasarkan oleh kondisi finansial perusahaan.  memang sih, harapan investor perusahaan miliknya mendapat laba besar dan berlangsung lama supaya harga sahamnya terus meningkat. Tetapi dalam kondisi terburuk investor harus berpikir realistis. Dengan mengacu pada paradigma baru ala Deaton untuk menjaga konsumsi,  perusahaan harus berpikir jangka panjang menjaga kinerjanya , mempertahankan market share , untuk bisa survival dengan konsekuensi laba dan harga saham menurun.  Perusahaan seperti ini lebih menarik untuk investor jangka panjang yang mengutamakan kuatnya manajemen perusahaan serta menjadikan harga saham menurun sebagai kesempatan masuk.  kembali

Baca juga : Cara memahami pengaruh media terhadap saham


No comments:

Post a Comment