sebagai makhluk ekonomi, sebagian besar masyakarat
saat ini pasti pernah merasakan hutang atau kredit . dengan berbagai alasan tertentu pastinya setiap orang
punya tujuan masing-masing ketika mengajukan hutang. hutang memang boleh-boleh
saja, Ada yang berpendapat jika tidak
berhutang maka tidak akan berkembang terlepas dari produktif atau konsumtif
hutang bagaikan obat adiktif. Dalam jumlah sedikit tidak terasa
memberatkan tapi lama-lama akan menjadi kebiasaan. motif hutang pada dasarnya bisa disebabkan oleh :
- Ekspansi bisnis
ketika usaha semakin berkembang pengusaha berpikir bagaimana
cara memperbesar bisnisnya. dari memiliki satu toko ingin membuka toko kedua
dst. dengan memiliki hutang maka munculah beban bunga dan
cicilan setiap bulannya. pengusaha berpikir semakin banyak toko maka pundi-pundi
pendapatan akan bertambah tapi masalah baru akan muncul, banyaknya toko membuat biaya
operasional membengkak. di dalam bisnis tidak ada standar baku berapa banyak
pengusaha boleh mengambil hutang. biasanya dikaitkan dengan perbandingan modal, pengusaha
boleh mengambil hutang 2x nilai modal bahkan hingga 4x.semakin besar hutang
semakin beresiko bisnis tersebut pngusaha yang agresif cenderung memanfaatkan hutang
untuk mengembangkan bisnisnya.
ketika kondisi ekonomi sedang bagus mungkin tidak masalah
mencicil bunganya namun secara makro, jumlah hutang perusahaan yang tidak
terkendali bisa mnyebabkan inflasi karena banyaknya uang beredar sehingga
harga-harga naik, suku bunga naik, cicilan pun naik. ketika krisis '98 lalu
banyak perusahaan yang memiliki banyak hutang apalagi dalam bentuk dollar
mengalami kolaps dan berakhir dengan kebangkrutan.
disaat seperti itu kekuatan manajemen pun diuji. pada
beberapa kasus seringkali perusahaan yang aktif menggunakan hutang mulai
menjual aset hingga merestrukturisasi hutang supaya beban bunga tidak terlalu
mencekik. Bagi investor saham sedikit tips buat anda, hindarilah perusahaan
yang gemar memakai hutang dalam ekspansinya.
Pilihlah perusahaan yang hutangnya masih dibawah modal atau lebih
familiar disebut rasio DER (debt to equity ratio) rasio hutangnya dibawah satu.
Namun perlu dicermati apakah perusahaan mengembangkan bisnisnya? Jangan-jangan
perusahaan tidak berkembang karena
seluruh keuntungan dibagikan sebagai dividen. Jika perusahaan mengembangkan
bisnisnya tanpa hutang ada dua cara yang ditempuh yaitu menambah modal atau
menggunakan uang kas perusahaan. paling
bagus cara kedua, menunjukkan bahwa perusahaan bisa membiayai kebutuhannya
sendiri tanpa bantuan investor. Ibarat sebuah pohon perusahaan seperti memiliki
akar yang kuat supaya bisa tumbuh lebih tinggi
- Miskin
orang miskin cenderung berhutang bisa alasan untuk menutupi
kebutuhan pokok, bagi mereka yang
benar-benar miskin umumnya membeli makanan pun tak sanggup. Kondisi seperti ini
harus di maklumi bahkan jika ada kesempatan sebaiknya ikhlaskan saja hutang
mereka. Orang yang masuk kategori miskin
kedua bisa juga karena kebanyakan belanja. ditengah konsumerisme yang
merajalela godaan membeli barang sangat menarik hati apalagi bila dimingi
bunga nol % atau bisa dicicil beberapa bulan. Sebagian orang terjebak dengan promosi . dengan bunga nol%
dan cicilan yang panjang, orang ramai-ramai berbelanja, membeli berbagai barang
akhirnya hutang pun tak terkendali. Semula
mereka berpikir nilai cicilan tidak akan memberatkan tapi coba pikirkan jika ada kejadian tak
terduga menimpa mereka cicilan yang
tadinya terlihat kecil akan terasa berat. Para perencana keuangan berpendapat nilai
cicilan total hutang sebaiknya maksimal 30% dari penghasilan tapi itu hanya
anjuran . dengan tingkat inflasi Indonesia rata-rata 7%/tahun bunga kredit bisa melebihi
dua kali lipat berarti rasio cicilan pada kenyataanya bisa diatas 30% bila
penghasilan tidak meningkat.
- Hal tak terduga
kejadian tak terduga bisa mengakibatkan orang
berhutang. Musibah datangnya tidak bisa
ditebak, bisa saja tiba-tiba jatuh sakit, kecelakaan, kebakaran, pencurian
dsb. Kejadian seperti ini tidak
menyenangkan karena itulah produk asuransi diciptakan. Produk asuransi bermanfaat untuk mengurangi
kerugian bila terjadi hal tak terduga. Kata
orang tua jaman dulu perbanyaklah sedekah supaya terhindar dari musibah,
mungkin ini bisa dicoba buat mereka yang masih menghindari produk asuransi.
contoh diatas hanya beberapa kasus yang sering ditemui ketika orang mengambil hutang. ada untungnya mengambil hutang yaitu mendapatkan uang kas dalam waktu cepat namun akan menggerus penghasilan di masa depan. hutang perlu disikapi lebih bijak kembali
Baca juga : Awas jebakan bunga mengambang
contoh diatas hanya beberapa kasus yang sering ditemui ketika orang mengambil hutang. ada untungnya mengambil hutang yaitu mendapatkan uang kas dalam waktu cepat namun akan menggerus penghasilan di masa depan. hutang perlu disikapi lebih bijak kembali
Baca juga : Awas jebakan bunga mengambang
No comments:
Post a Comment