Sunday 20 December 2015

3 alasan utama mengambil hutang atau kredit

Seputar uang

sebagai makhluk ekonomi, sebagian besar masyakarat saat ini pasti pernah merasakan hutang atau kredit . dengan berbagai alasan tertentu pastinya setiap orang punya tujuan masing-masing ketika mengajukan hutang. hutang memang boleh-boleh saja, Ada  yang berpendapat jika tidak berhutang maka tidak akan berkembang terlepas dari produktif atau konsumtif hutang bagaikan obat adiktif. Dalam jumlah sedikit tidak terasa memberatkan tapi lama-lama akan menjadi kebiasaan.  motif hutang pada dasarnya bisa disebabkan oleh :
  • Ekspansi bisnis
ketika usaha semakin berkembang pengusaha berpikir bagaimana cara memperbesar bisnisnya. dari memiliki satu toko ingin membuka toko kedua dst. dengan memiliki hutang maka munculah beban bunga dan cicilan setiap bulannya. pengusaha berpikir semakin banyak toko maka pundi-pundi pendapatan akan bertambah tapi masalah baru akan muncul, banyaknya toko membuat biaya operasional membengkak. di dalam bisnis tidak ada standar baku berapa banyak pengusaha boleh mengambil hutang. biasanya dikaitkan dengan perbandingan modal, pengusaha boleh mengambil hutang 2x nilai modal bahkan hingga 4x.semakin besar hutang semakin beresiko bisnis tersebut pngusaha yang agresif cenderung memanfaatkan hutang untuk mengembangkan bisnisnya.

ketika kondisi ekonomi sedang bagus mungkin tidak masalah mencicil bunganya namun secara makro, jumlah hutang perusahaan yang tidak terkendali bisa mnyebabkan inflasi karena banyaknya uang beredar sehingga harga-harga naik, suku bunga naik, cicilan pun naik. ketika krisis '98 lalu banyak perusahaan yang memiliki banyak hutang apalagi dalam bentuk dollar mengalami kolaps dan berakhir dengan kebangkrutan.

disaat seperti itu kekuatan manajemen pun diuji. pada beberapa kasus seringkali perusahaan yang aktif menggunakan hutang mulai menjual aset hingga merestrukturisasi hutang supaya beban bunga tidak terlalu mencekik. Bagi investor saham sedikit tips buat anda, hindarilah perusahaan yang gemar memakai hutang dalam ekspansinya.  Pilihlah perusahaan yang hutangnya masih dibawah modal atau lebih familiar disebut rasio DER (debt to equity ratio) rasio hutangnya dibawah satu. Namun perlu dicermati apakah perusahaan mengembangkan bisnisnya? Jangan-jangan perusahaan tidak berkembang  karena seluruh keuntungan dibagikan sebagai dividen. Jika perusahaan mengembangkan bisnisnya tanpa hutang ada dua cara yang ditempuh yaitu menambah modal atau menggunakan uang kas perusahaan.  paling bagus cara kedua, menunjukkan bahwa perusahaan bisa membiayai kebutuhannya sendiri tanpa bantuan investor. Ibarat sebuah pohon perusahaan seperti memiliki akar yang kuat supaya bisa tumbuh lebih tinggi

  • Miskin
orang miskin cenderung berhutang bisa alasan untuk menutupi kebutuhan pokok, bagi mereka  yang benar-benar miskin umumnya membeli makanan pun tak sanggup. Kondisi seperti ini harus di maklumi bahkan jika ada kesempatan sebaiknya ikhlaskan saja hutang mereka.  Orang yang masuk kategori miskin kedua bisa juga karena kebanyakan belanja. ditengah konsumerisme yang merajalela godaan membeli barang sangat menarik hati apalagi bila dimingi bunga nol % atau bisa dicicil beberapa bulan. Sebagian orang  terjebak dengan promosi . dengan bunga nol% dan cicilan yang panjang, orang ramai-ramai berbelanja, membeli berbagai barang akhirnya hutang pun tak terkendali.  Semula mereka berpikir nilai cicilan tidak akan memberatkan  tapi coba pikirkan jika ada kejadian tak terduga menimpa mereka  cicilan yang tadinya terlihat kecil akan terasa berat.  Para perencana keuangan berpendapat nilai cicilan total hutang sebaiknya maksimal 30% dari penghasilan tapi itu hanya anjuran . dengan tingkat inflasi Indonesia rata-rata 7%/tahun bunga kredit bisa melebihi dua kali lipat berarti rasio cicilan pada kenyataanya bisa diatas 30% bila penghasilan tidak meningkat.  
  • Hal tak terduga
kejadian tak terduga bisa mengakibatkan orang berhutang.  Musibah datangnya tidak bisa ditebak, bisa saja tiba-tiba jatuh sakit, kecelakaan, kebakaran, pencurian dsb.  Kejadian seperti ini tidak menyenangkan karena itulah produk asuransi diciptakan.  Produk asuransi bermanfaat untuk mengurangi kerugian bila terjadi hal tak terduga.  Kata orang tua jaman dulu perbanyaklah sedekah supaya terhindar dari musibah, mungkin ini bisa dicoba buat mereka yang masih menghindari produk asuransi.

contoh diatas hanya beberapa kasus yang sering ditemui ketika orang mengambil hutang. ada untungnya mengambil hutang yaitu mendapatkan uang kas dalam waktu cepat namun akan menggerus penghasilan di masa depan. hutang perlu disikapi lebih bijak    kembali

Baca juga : Awas jebakan bunga mengambang

No comments:

Post a Comment