Monday 21 February 2022

Cara simpel trading saham


Kata orang trading saham itu rumit. Kita harus belajar ekonomi dari makro, mikro, akuntansi sampai geopolitik suatu negara. Wah, lama-lama kepala bisa botak kaya pak profesor. Sebenernya gampang gampang susah sih, semua tergantung bagaimana metode yang kita pakai. Trading saham pada dasarnya sama seperti dagang. Beli murah, jual mahal atau beli mahal jual lebih mahal terlepas dalam kondisi apapun. Kita harus bisa membedakan ruang lingkup ekonomi dan perdagangan. Seorang pedagang ayam goreng tidak peduli inflasi, suku bunga, dll. perhatian dia mungkin cuma harga minyak, cabe, bawang, ayam mentah yang memang terkait langsung dengan barang dagangannya. Begitu pula trading saham, kita hanya perlu fokus pada saham yang kita incar lalu pelajari polanya dan ambil keputusan beli atau jual. 

Berikut ini ada beberapa panduan singkat tentang trading saham berdasarkan diskusi kalangan investor berpengalaman

1. Carilah 10 saham yang masuk top frekuensi atau top value

Disini ada 2 metode tergantung apa tujuan trading kamu. Seringkali saham yang masuk top frekuensi di dominasi oleh saham berkapitalisasi kecil sedangkan top value berisi saham berkapitalisasi besar umumnya saham berfundamental baik. Dari 10 saham tadi kamu cek grafik, jika polanya  teratur berarti saham itu bisa diikuti. Hindari saham yang grafiknya sudah naik dalam waktu lama karena rawan turun kamu bisa konfirmasi dulu secara analisis teknikal apakah trendnya masih lanjut atau tidak jika yakin ingin membelinya. Untuk saham yang masuk top value biasanya ada peran investor asing kamu perlu cek apakah saham itu terdapat akumulasi caranya yaitu hitung foreign buy value dikurangi foreign sell value lalu membaginya dengan total value jika nilainya > 30% berarti terdapat akumulasi, investor asing sedang menguasai saham itu jadi perlu kamu watchlist. Supaya lebih nyaman mengamatinya, fitur trader view sangat mendukung cara ini.

2. Cari harga rata-rata yang meningkat minimal 2 hari

Prinsip pergerakan harga saham adalah kenaikan pada posisi offer, semakin besar offer semakin besar pula nilai transaksi sehingga harga rata-rata juga akan meningkat. Meningkatnya harga rata-rata menunjukan ada pihak yang berusaha menaikkan harga saham. 

3. Harga terendah dan penutupan meningkat dalam 2 hari

Ketika saham sedang dinaikan maka rentang pergerakan harus dijaga. Karena ini akan menentukan skenario berlanjut atau tidak. Saham yang memiliki harga terendah yang meningkat artinya rentang pergerakannya sedang dijaga naik hal ini harus dikonfirmasi oleh harga penutupan yang juga meningkat. Jika kondisi keduanya tidak tercapai harus kita waspadai trend telah berakhir misal harga terendah naik tapi harga penutupan justru turun atau harga penutupan naik tapi harga terendah turun.  Akan lebih baik jika harga rata-rata juga meningkat. Jadi kondisi idealnya adalah harga terendah, harga penutupan, harga rata-rata semua meningkat. Lalu bagaimana jika kondisi ini tidak tercapai? Bagi yang sudah beli disarankan kurangi dulu sahamnya untuk antisipasi average down.

Mengapa menggunakan acuan 2 hari? Seperti kita ketahui waktu perdagangan bursa hanya 5 hari kerja. Sangat jarang terjadi pasar naik 5 hari berturut turut. Seringnya memiliki pola 3 hari naik/turun 2 hari turun/naik atau 4 hari naik/turun 1 hari turun/naik jadi patokan 2 hari merupakan jalan tengah dalam membuat keputusan.

4. Hasil power analisis buy at offer > 60%

Salah satu keunggulan motion trade adalah fitur power analysis yang mengukur kekuatan buy dan sell pada posisi bid/offer. Dengan membandingkan rekam jejak transaksi saham pada waktu tertentu yaitu kejadian di harga bid dan offer kamu bisa menentukan seberapa besar peluang kenaikan saham tsb. Saham dengan persentase buy at offer yang tinggi menunjukan sedang ada usaha menaikkan harga saham. Kamu harus waspada jika selisih bid dan offernya mengecil itu pertanda trend akan segera berubah.

No comments:

Post a Comment